Kawasan Pangandaran yang terletak di daerah Kabupaten Ciamis telah berkembang cukup pesat dengan dunia pariwisatanya. Terbukti dengan keinginan masyarakat di daerah tersebut untuk melepaskan diri dari Kabupaten Ciamis dan menjadi Kabupaten Pangandaran. Cijulang, Parigi, Pangandaran, Padaherang, Kalipucang, Sidamulih, Cigugur, Cimerak, Langkaplancar, dan Mangunjaya, merupakan 10 kecamatan yang akan masuk kedalam Daerah Otonom Baru (DOB) tersebut. Dengan potensi wisata yang dimilikinya, pemeritah pangandaran merasa optimis dapat membangun daerahnya sendiri. Kabupaten pangandaran rata-rata memperoleh PAD per tahun sebesar Rp. 12 miliar. Terdiri dari sektor pariwisata sekitar Rp. 3 miliar, PBB Rp. 3 miliar serta sumber lainya seperti pajak reklame, restoran dan hotel.Kedatangan saya beberapa waktu lalu ke beberapa objek wisata di kawasan Pangandaran sangat mencengangkan. Akses jalan untuk menuju ke destinasi-destinasi wisata yang mayoritasnya pantai sangat mengkhawatirkan, bahkan sangat kritis. Beberapa tahun sebelum dicetuskanya Pangandaran sebagai sebuah kabupaten. Akses jalan masih tetap sama seperti itu. Belum ada perubahan yang signifikan untuk menunjang kegiatan wisata disana.Masyarakat disana bukan tidak peduli dengan hal tersebut, beberapa kali mereka telah melakukan sosialisasi dengan pemerintah daerah tetapi usulan tersebut tidak ditanggapi dengan serius. Tentu masyarakat gerah dengan kejadian ini, mereka akhirnya berdemo dengan memasang tulisan-tulisan “nakal” untuk menyinggung pemda setempat di sepanjang jalan Pantai Pangandaran hingga Pantai Batu Karas.Sempat saya berbincang dengan salah seorang aktivis pemuda yang peduli terhadap kondisi tersebut. “Tahun 2011 saya dan kelompok penggerak pariwisata di daerah ini telah melakukan tuntutan kepada pemda Ciamis (saat itu pangandaran belum menjadi kabupaten), bahkan didalam ruang rapat yang dipenuhi pemuda dan wakil dari pemda tersebut sempat memanas karena pemda selalu berkilah dan beralasan dalam mendengarakan aspirasi kami”.Tidak ada gunanya saling menyalahkan dalam situasi seperti ini. Kita sebagai masyarakat yang peduli dengan pariwisata Indonesia khususnya yang terjadi pada kawasan wisata di sekitar kita dapat sedikit membantu. Tidak hanya mengeksploitasi keindahan dari tempat-tempat wisata tersebut. Sedikit bantuan kita kepada masyarakat disana, baik berupa materi, ide, doa atau apapun itu akan sangat berarti dalam memajukan pariwisata di Kabupaten Pangandaran.
Selasa, 26 Februari 2013
06.47
Unknown
Kawasan Pangandaran yang terletak di daerah Kabupaten Ciamis telah berkembang cukup pesat dengan dunia pariwisatanya. Terbukti dengan keinginan masyarakat di daerah tersebut untuk melepaskan diri dari Kabupaten Ciamis dan menjadi Kabupaten Pangandaran. Cijulang, Parigi, Pangandaran, Padaherang, Kalipucang, Sidamulih, Cigugur, Cimerak, Langkaplancar, dan Mangunjaya, merupakan 10 kecamatan yang akan masuk kedalam Daerah Otonom Baru (DOB) tersebut. Dengan potensi wisata yang dimilikinya, pemeritah pangandaran merasa optimis dapat membangun daerahnya sendiri. Kabupaten pangandaran rata-rata memperoleh PAD per tahun sebesar Rp. 12 miliar. Terdiri dari sektor pariwisata sekitar Rp. 3 miliar, PBB Rp. 3 miliar serta sumber lainya seperti pajak reklame, restoran dan hotel.Kedatangan saya beberapa waktu lalu ke beberapa objek wisata di kawasan Pangandaran sangat mencengangkan. Akses jalan untuk menuju ke destinasi-destinasi wisata yang mayoritasnya pantai sangat mengkhawatirkan, bahkan sangat kritis. Beberapa tahun sebelum dicetuskanya Pangandaran sebagai sebuah kabupaten. Akses jalan masih tetap sama seperti itu. Belum ada perubahan yang signifikan untuk menunjang kegiatan wisata disana.Masyarakat disana bukan tidak peduli dengan hal tersebut, beberapa kali mereka telah melakukan sosialisasi dengan pemerintah daerah tetapi usulan tersebut tidak ditanggapi dengan serius. Tentu masyarakat gerah dengan kejadian ini, mereka akhirnya berdemo dengan memasang tulisan-tulisan “nakal” untuk menyinggung pemda setempat di sepanjang jalan Pantai Pangandaran hingga Pantai Batu Karas.Sempat saya berbincang dengan salah seorang aktivis pemuda yang peduli terhadap kondisi tersebut. “Tahun 2011 saya dan kelompok penggerak pariwisata di daerah ini telah melakukan tuntutan kepada pemda Ciamis (saat itu pangandaran belum menjadi kabupaten), bahkan didalam ruang rapat yang dipenuhi pemuda dan wakil dari pemda tersebut sempat memanas karena pemda selalu berkilah dan beralasan dalam mendengarakan aspirasi kami”.Tidak ada gunanya saling menyalahkan dalam situasi seperti ini. Kita sebagai masyarakat yang peduli dengan pariwisata Indonesia khususnya yang terjadi pada kawasan wisata di sekitar kita dapat sedikit membantu. Tidak hanya mengeksploitasi keindahan dari tempat-tempat wisata tersebut. Sedikit bantuan kita kepada masyarakat disana, baik berupa materi, ide, doa atau apapun itu akan sangat berarti dalam memajukan pariwisata di Kabupaten Pangandaran.
Posted in
Beach
,
Tentang Pariwisata
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Thanks for sharing. konya forklift kiralama
BalasHapus